Pengangkatan (Kembali) Jonan dan Arcandra

pengangkatan-kembali-jonan-dan-arcandra-bjh

ADA keputusan mengejutkan yang diambil Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat 14 Oktober 2016, terkait ditunjuknya kembali Ignatius Jonan kembali sebagai menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM). Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga melantik kembali Arcandra Tahar. Hanya, kini Arcandra ditunjuk sebagai wakil menteri ESDM mendampingi Jonan. Posisi Jonan di Kementerian Perhubungan kemudian diisi mantan Dirut Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi.

Pertanyaan pertama yang muncul adalah terkait alasan Jonan masuk kembali ke Kabinet Kerja. Sebagaimana kita tahu bersama, belum lama Presiden Jokowi memecat Jonan dari jabatannya sebagai menteri perhubungan.

Dalam kacamata masyarakat awam, keputusan Presiden memecat seorang menteri, termasuk Jonan, tentu ada alasannya. Salah satunya karena dinilai tak mampu menjalankan amanat secara baik sehingga perlu diganti.

Kala itu, Jonan menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap proyek prestisius tersebut dengan tidak menerbitkan sejumlah izin. Terbukti, begitu Jonan diganti, seluruh izin proyek KA cepat tersebut langsung beres. Begitu juga dengan Terminal III Ultimate Bandara Soekarno-Hatta yang langsung beroperasi begitu Jonan diganti. Alasan kedua dinilai lebih masuk akal terkait pergantian Jonan. Karena semua orang tahu secara kemampuan, Jonan sangat mumpuni. Salah satu karyanya adalah memajukan PT KAI.

Terlepas dari alasan apa pun, sebenarnya tidak elok bagi Presiden mengangkat kembali Jonan. Karena hal ini menyangkut citra seorang Presiden yang seharusnya selalu konsisten dengan kebijakannya. Tidak ada yang menjamin juga jika nantinya Jonan akan menjadi “good boy ” yang akan selalu mendukung kebijakan pemerintah. Kehadiran Jonan dinilai bisa berpengaruh pada soliditas Kabinet Kerja yang kini sudah cukup baik.

Dengan penunjukan kembali dua tokoh tersebut, akhirnya muncul pertanyaan, apa sebenarnya kriteria menjadi seorang menteri bagi pemerintahan Jokowi? Apakah kinerja, loyalitas, integritas, atau ada hal lain yang menjadi pertimbangan Presiden? Tentu jawabannya hanya Presiden yang mengetahui.

Sebagian kalangan menyebut langkah Jokowi tersebut keputusan yang tepat dilihat dari kepiawaian kedua tokoh tersebut. Banyak juga masyarakat yang mengkritik kebijakan Presiden sebagai sesuatu yang blunder dan tidak memiliki visi yang jelas dalam pemerintahannya. Atau alasan lain, reshuffle tersebut mungkin terkait sikap Jonan yang sering berseberangan dengan kebijakan pemerintah, seperti proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.

Yang kedua, keputusan Presiden menunjuk kembali Arcandra juga cukup mengejutkan. Mengapa Presiden begitu kukuh mempertahankan Arcandra? Bahkan, sampai Presiden harus membuat nomenklatur baru di Kabinet Kerja untuk menampung Arcandra. Bukannya Jokowi dalam kampanyenya selalu menyerukan kabinet ramping?

Belum lagi kita tahu track record Arcandra dengan kepemilikan dua paspor, Indonesia dan Amerika Serikat (AS). Yang akibat paspor dobel itu pula Arcandra tidak sampai sebulan menjabat menteri ESDM. Meski sekarang Arcandra sudah resmi kembali menjadi WNI, sebenarnya tidak etis bagi Presiden untuk memberinya posisi yang begitu strategis. Kita tak bisa menjamin integritas Arcandra terhadap negara ini.

Memang tidak ada yang salah dari keputusan tersebut, karena mengangkat menteri adalah hak prerogatif Presiden. Namun, keputusan tersebut mengundang pro dan kontra di masyarakat.

 

Kongres PSSI Diundur Sampai 10 November, FIFA Beri Lampu Hijau | PT. Rifan Financindo Berjangka

Sempat disebut setuju akan menggelar kongres di Jakarta, PSSI lalu meralatnya. Mereka tetap pada keputusan bahwa tempat kongres tetap di Makassar, karena tak mau menyalahi statuta. Pada prosesnya, Kemenpora dan PSSI melakukan pertemuan, Kamis (13/10/2016). Hasilnya, muncul opsi bahwa kongres akan berlangsung di Jakarta.

Penentuan tempat KLB PSSI masih menjadi polemik hingga kongres tinggal hitungan hari. PSSI keukeuh pada pendirian untuk melangsungkannya di Makassar. Sementara itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga tak mau mengubah rekomendasi tempat kongres di Yogyakarta. Bagaimanapun juga, kami juga menjelaskan bahwa penyelenggaraan kongres biasa PSSI tak boleh lebih dari 10 November,” tambah surat balasan itu.

Surat yang dilayangkan Kemenpora itu sudah mendapatkan jawaban dari FIFA. Federasi sepakbola sejagat itu menyikapi dengan bijak bahwa kongres bisa digelar paling lambat 10 November mendatang.

“Dalam konteks ini, kami sudah diberi tahu oleh PSSI, bahwa komite eksekutif sudah memutuskan untuk menunda kongres, yang sebenarnya sudah dijadwalkan pada 17 Oktober 2016, dan ditunda pada 10 November 2016 di ibukota Jakarta,” demikian petikan surat balasan FIFA yang ditanda tangani oleh Sekjen FIFA Fatma Samoura.

Atas sikap PSSI itu, pihak Kemenpora, lewat deputi IV Bidang Olah Raga Prestasi, Gatot S Dewa Broto, mengirim surat ke FIFA untuk menjelaskan kondisi menjelang kongres. Surat tertanggal 14 Oktober 2016 itu, ditujukan untuk Presiden FIFA, Gianni Infantino.

“FIFA membalas PSSI mengenai tanggal baru dan tempat untuk penyelenggaraan kongres. Kami menganggap bahwa waktu itu cukup masuk akal mengingat perubahan tempat dan pertimbangan logistik yang datang besertanya.

 

FIFA Izinkan Kongres PSSI Ditunda | PT. Rifan Financindo Berjangka

Lewat suratnya tertanggal 14 Oktober 2016, yang ditujukan kepada Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, FIFA melalui Sekretaris Jenderalnya, Fatma Samoura, menyampaikan bahwa mereka sudah menerima surat pemberitahuan dari PSSI terkait kondisi jelang Kongres. “Kami juga mengingatkan, tak ada lagi penundaan setelah 10 November untuk menggelar Kongres PSSI,” lanjutnya.
Dalam surat tersebut, FIFA mengaku mendapat keputusan bahwa Komite Eksekutif (Exco) PSSI telah memutuskan untuk memundurkan jadwal Kongres hingga 10 November 2016. Mereka menyetujui ide tersebut. Kongres PSSI tampaknya akan mengalami penundaan. Itu setelah FIFA memberikan lampu hijau kepada PSSI untuk mengubah jadwal pelaksanaan Kongres.

“Dalam konteks ini, kami telah diinformasikan oleh PSSI, Exco telah memutuskan untuk menunda Kongres, di mana awalnya digelar pada 17 Oktober 2016, akhirnya diundur hingga 10 November 2016,” begitu isi surat FIFA yang diterima VIVA.co.id. FIFA juga memberikan izin, Jakarta bakal menjadi tuan rumah Kongres. Mereka mengingatkan agar PSSI tak lagi memundurkan jadwal Kongres.

Rifan Financindo

Leave a comment